Senin, 26 Maret 2018

PETER RABBIT (2018) REVIEW : Adaptasi Buku Klasik dengan Kemasan Masa Kini


Mengadaptasi sebuah buku klasik ke dalam sebuah film tentu tak bisa dilakukan dengan cara yang sembarangan. Tentu, beberapa orang akan meragukan performa film adaptasi dari sebuah buku klasik tersebut. Hal ini terjadi kepada Sony Pictures Animation yang berusaha mengadaptasi buku klasik untuk anak-anak Peter Rabbit. Banyak orang yang meragukan dan mempertanyakan cara Sony Pictures mengadaptasi buku milik Beatrix Potter ketika trailernya muncul. 

Pada akhirnya, Sony Pictures Animation memaknai film adaptasi dari buku klasik ini sebagai sebuah adaptasi bebas yang terikat dengan cerita yang ada di dalam bukunya. Adaptasi yang dilakukan oleh Sony Pictures terhadap Peter Rabbit ini disutradarai oleh Will Gluck yang pernah menangani film-film komedi milik Sony Pictures pula. Pun, film ini dibintangi oleh nama-nama besar seperti Domnhall Gleeson, Rose Bryne, Daisy Ridley, Margot Robbie, dan jangan lupakan James Cordon sebagai Peter Rabbit ini.

Dengan apa yang berusaha ditampilkan oleh Sony Pictures di dalam trailer Peter Rabbit, tentu penonton tak akan berharap apa-apa.  Bahkan ada beberapa orang yang meragukan Peter Rabbit akan bisa tampil memiliki cita rasa klasik yang dimiliki oleh bukunya. Hanya saja, sebagai sebuah film adaptasi bebas dari bukunya, Peter Rabbit tampil di luar dugaan. Meski masih memiliki beberapa kekurangan, Peter Rabbit tampil sangat menghibur penontonnya.


Bukan hanya penonton anak-anak yang menjadi target segmentasi film ini, tetapi juga bagi penonton dewasa yang menemani mereka menyaksikan Peter Rabbit di layar besar. Will Gluck berusaha untuk menyajikan Peter Rabbit tetap pada hakikatnya yang sesuai dengan segmentasi yang tercipta lewat bukunya. Sehingga, Peter Rabbit adalah film keluarga yang tepat untuk disaksikan bersama-sama di saat sedang penat dan membutuhkan hiburan di sela-sela waktu yang sibuk.

Peter Rabbit memang tak mengadaptasi salah satu plot cerita di dalam seri bukunya. Tentu sebagai sebuah film adaptasi bebas, Will Gluck membuat plotnya sendiri untuk Peter Rabbit. Secara cerita, Peter Rabbit memang akan masih memiliki formula yang sama dengan beberapa film yang temanya serupa. Tetapi, Peter Rabbit masih memiliki banyak amunisinya untuk membuat filmnya sebagai sajian film keluarga yang seru untuk disaksikan.


Peter Rabbit ini lebih menceritakan tentang seorang kelinci bernama Peter (James Cordon) yang hidup di sebuah lubang di bawah pohon yang rindang. Musuh terbesar dari Peter adalah Old McGregor yang memiliki perkebunan indah di luar sana. Peter sering sekali berusaha untuk masuk ke dalam kebun tersebut untuk mengambil makanan hasil kebun. Meskipun, dia sering pula untuk selalu kejar-kejaran dengan sang pemilik kebun tersebut.

Hingga suatu ketika, Old McGregor wafat dan Peter beserta ketiga adiknya tentu girang bukan main karena kebun tersebut bisa diambil alih olehnya. Hanya saja, kebahagiaan dari Peter tentu tak bertahan lama. Thomas McGregor mewarisi semua harta milik Old McGregor yang telah wafat. Ternyata, Thomas semakin melindungi kebun yang dia warisi dengan cara yang lebih ganas agar tak lagi dihancurkan oleh binatang-binatang yang ada di sana. Di sinilah, Peter berusaha untuk melawannya.


Secara plot besar, tentu Peter Rabbit arahan dari Will Gluck ini tak memiliki intensi sama sekali untuk mengambil salah satu plot dalam buku cerita yang ada dari Beatrix Potter untuk diadaptasi ke dalam sebuah film. Meski ini akan sangat beresiko bagi kelangsungan filmnya, nyatanya Will Gluck bisa memberikan tindakan preventif agar film Peter Rabbit miliknya tak berjalan terlalu jauh. Plotnya yang sudah pernah ditemui di dalam genre serupa beruntung diarahkan dengan sangat aman dan bahkan sedikit di atas ekspektasi penontonnya.

Peter Rabbit tentu menjadi sebuah sajian yang sangat menyenangkan untuk diikuti sepanjang filmnya. Tanpa adanya usaha untuk memberikan plot yang revolusioner, Peter Rabbit masih bisa memberikan amunisi tawa yang sangat besar baik kepada penonton muda ataupun dewasa. Will Gluck masih berhasil memunculkan citarasa film keluarga ke dalam filmnya. Meskipun, Will Gluck harus mengorbankan cita rasa klasik dari Peter Rabbit ini hilang seketika.

Mungkin, ini akan menjadi problematika bagi para penggemar karakter Peter Rabbit yang diciptakan oleh Beatrix Potter. Tetapi, Will Gluck tetap berusaha untuk tak terlalu mengabaikan sumber asli di dalam filmnya. Ada beberapa detil yang ada di dalam buku milik Beatrix Potter yang berusaha ditampilkan ke dalam filmnya. Memberikan sebuah penghormatan kepada karakter-karakter yang ada di dalam buku klasiknya dengan kemasan yang lebih mengikuti zaman.


Memberikan unsur friend-enemy bak Home AloneTom & Jerry, dan film-film serupa, Peter Rabbit dipresentasikan sebagai sebuah film yang lebih penuh akan petualangan. Pun, film ini memiliki amunisi lain dari desain karakter di dalam filmnya yang akan membuat penonton bisa merasa gemas dengan Peter Rabbit dan ketiga saudarinya. Meski di tengah film, Peter Rabbit memang tak berjalan mulus karena ada beberapa subplot yang terlalu menumpuk sehingga penyelesaiannya pun tak bisa halus.

Tetapi, Will Gluck berusaha untuk tetap menyuntikkan amunisi hati yang sangat besar di dalam Peter Rabbit. Sehingga, meski filmnya ditutup dengan tak sempurna, masih ada rasa emosional yang bisa dirasakan oleh penontonnya sehingga membuat hati hangat. Dengan begitu, Will Gluck bisa menetapkan film adaptasinya ini sebagai sebuah film keluarga yang menyenangkan tetapi memiliki hati besar untuk menyampaikan pesannya tentang keluarga. Meskipun harus tetap mengorbankan citarasa klasik tersebut, setidaknya 95 menit milik Peter Rabbit masih sangat bisa dinikmati.

1 komentar: