Sabtu, 18 Juni 2016

TEENAGE MUTANT NINJA TURTLES : OUT OF THE SHADOWS (2016) REVIEW : The New Sequel, The Old Mistakes


Akan sangat mudah mendapat lampu hijau untuk mendapatkan jatah memiliki sekuel bagi film-film yang secara kuantitas sukses mengumpulkan jumlah angka yang fantastis. Dan hal itu akan menjadi suatu kebiasaan yang terjadi di rumah produksi manapun dan lumrah terjadi. Teenage Mutant Ninja Turtles sebagai contohnya, film adaptasi dari komik ini berhasil mendapatkan perolehan Box Office yang memuaskan dengan budget yang sedikit. Di bawah naungan Michael Bay, Teenage Mutant Ninja Turtles jelas memiliki jalan yang mudah untuk memperoleh lampu hijau itu.
 
Maka, di tahun 2016 ini, Teenage Mutant Ninja Turtles mendapatkan kesempatan untuk memiliki bagian kedua dari cerita mereka. Tetapi kali ini, Jonathan Liebesman tak kembali menjadi pemegang kendali bagi filmnya. Dan kedudukan Jonathan Liebesman kali ini digantikan oleh Dave Green. Para kura-kura ini kembali menjalankan misi teranyar mereka dengan formasi jajaran pemain yang sama. Dan bagian paling baru mereka memiliki judul Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows.

Dan sayangnya, meski telah mengalami perubahan di pangkat tertinggi, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows tak memiliki perubahan kualitas. Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows memiliki problematika serupa dalam mengantarkan segala plot cerita yang termasuk linear di dalam filmnya. Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows tampil hambar dan lagi-lagi terlihat keasyikan sendiri dalam mengemas filmnya. 


Misi terbaru dari kura-kura ninja ini terfokus pada bagaimana Raphael (Alan Ritchson), Leonardo (Pete Ploszek), Donatello (Jeremy Howard), dan Michelangelo (Noel Fisher) yang harus menutupi identitas mereka yang telah menyelamatkan dunia di film sebelumnya. Shredder (Brian Tee) yang telah tertangkap kembali membuat ulah dengan berusaha kabur dari penjara. Dia bersekongkol dengan seorang ilmuwan bernama Baxter (Tyler Perry) untuk mengaktifkan sebauh alat teleportasi.

Tetapi, alat tersebut malah membuat masalah semakin runyam. Ketika alat teleportasi tersebut membuat Shredder bertemu dengan Krang (Brad Garrett). Krang menyuruhnya untuk menemukan sebuah alat yang dapat mewujudkan impiannya menguasai dunia. Dengan adanya hal itu, para kura-kura ninja bersiap untuk sekali lagi mengalahkan Shredder dan Krang. Mereka dibantu oleh April (Megan Fox) dan Casey Jones (Stephen Amell) untuk menuntaskan misi mereka. 


Dengan misi teranyar yang dimiliki oleh para kura-kura ninja, ternyata tak memiliki sesuatu yang benar-benar baru di dalam filmnya. Misi-misi tersebut masih memiliki formula yang sama, yang ternyata tak hanya di dalam plot ceritanya saja. Pun, formula yang sama itu terjadi di dalam setiap pengarahan yang dilakukan oleh Dave Green di Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows. Kesalahan-kesalahan yang terjadi di dalam film predesesornya terjadi kembali di sekuel terbarunya kali ini.

Teenage Mutant Ninja Turles, tak memiliki kekuatan untuk menjadi sebuah sajian yang segar bagi penontonnya. Semua yang ada di dalam film pertama dari kura-kura ninja ini akan terasa sangat repetitif dan memiliki template dengan film-film Michael Bay, selaku produser. Dan konsistensi atas sesuatu yang bukan menjadi kelebihan ini menjadi suatu malapetaka bagi Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows. Film keduanya bermain aman dengan asal salin template di film pertamanya.


Asal salin template ini pun tak berusaha untuk mencari tahu apa yang menjadi problematika di film pertama. Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows masih berusaha keras untuk menjadi sebuah film yang segar tetapi melupakan inovasi. Hasilnya, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows malah terpuruk dengan segala upayanya sendiri. Film arahan Dave Green ini terjebak dengan bagaimana naskah dan arahan yang berusaha terlihat asyik dan malah membuat filmnya tak memiliki komponen-komponen yang menarik. 

Dengan durasi selama 115 menit, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows minus akan tensi yang dapat membawa penontonnya untuk menikmati petualangan mereka. Pun, dengan durasi yang panjang itu, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows terasa tak berusaha menceritakan apapun dengan plot ceritanya yang semakin rumit. Tetapi, Dave Green menyibukkan diri memberikan sebuah visual spektakular yang ternyata tak bisa menjadi senjata andalan bagi filmnya sendiri. 

 

Sibuknya memainkan visual yang spektakuler juga tak membuahkan hasil. Mereka memberikan penampilan visual efek grafis yang memang terlihat besar, tetapi ada rasa hambar di tengah kemegahan tersebut. Tak berhenti di situ, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows memasag banyak karakter-karakter baru yang berusaha memiliki urgensi untuk tampil sebagai pion yang menjalankan cerita. Tetapi, lagi-lagi, potensi itu tak berusaha digali lebih lagi meski dengan durasi film yang sudah mencapai dua jam.

Dave Green terlalu bermain dengan zona aman dari Teenage Mutant Ninja Turles. Sehingga, sang sutradara seperti menutup mata dengan plot cerita dan karakter baru yang ada di dalam filmnya sendiri. Sehingga, munculnya plot cerita dan karakter baru ini hanyalah sebagai sebuah formalitas yang dibutuhkan di sebuah film sekuel agar tak terlihat menggunakan formula yang sama. Tetapi sayangnya, Dave Green ternyata tak bisa membuat Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows memiliki sesuatu yang berbeda, bahkan arahannya pun terasa statis bahkan terasa menurun. 


Maka, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows adalah sebuah sekuel yang ada dikarenakan kesuksesan kuantitas dari sebuah film predesesornya. Padahal, film predesesornya sendiri memiliki banyak kekurangan yang perlu diperbaiki agar di sekuelnya nanti memiliki progres yang bisa meningkatkan kualitas film pendahulunya. Sayangnya, meski sudah mengalami pergantian sutradara, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows tak berhasil memberikan sebuah progres yang signifikan, dan bahkan cenderung menurun. Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows masih menjadi sebuah sajian film blockbuster yang memiliki kesalahan yang sama dan keasyikan sendiri. 


Film ini juga dirilis dalam format IMAX 3D, berikut hasil rekapannya : 

DEPTH :
POP OUT : 

Menyaksikan film ini setidaknya harus dalam format IMAX 3D, karena Teenage Mutant Ninja Turtles : Out of The Shadows memiliki format IMAX 3D yang mengagumkan. Setidaknya, hal itulah yang membayar penuh tiket admisi yang dibeli penontonnya.

3 komentar:

  1. Murni Bay hater ini, mah. Isinya nyari-nyari kesalahan doang. Padahal this is even much better than the first film. Kayak nonton satu episode original kartunnya di layar lebar, ditambah vibe yang ngasih nostalgia ke The Secret of the Ooze dulu. So much fun.

    BalasHapus
  2. Setuju film ini lebih baik dari film pertama.... very fun...

    BalasHapus
  3. Setuju film ini lebih baik dari film pertama.... very fun...

    BalasHapus