Selasa, 14 Januari 2014

PARANORMAL ACTIVITY : THE MARKED ONES (2014) : NOT THE MARKED ONES SPIN-OFF


Film Horor di era modern ini semakin lama semakin beragam. Berbagai tribute atau homage dan sekedar recycle atau remake film-film lama dalam rangka mengembalikan lagi kepercayaan orang-orang terhadap image film horor yang sudah mulai menurun. Paranormal Activity bisa dianggap salah satu dari banyak film horor yang menandai kebangkitan dan pengembalian citra dari film horor yang sudah buruk. Dianggap sebagai the next The Blair Witch Project yang legendaris. Lantas, kesuksesan itu malah dianggap sebagai aji mumpung dari production house yang menaungi film ini.

Ekspansi cerita dari Paranormal Activity ini pun akhirnya menjadi-jadi. Mungkin didukung dengan cliff hanger ending dari seri pertamanya yang mungkin bisa menjadi jalan bagi Oren Peli dan kru untuk memperluas Paranormal Activity ini menjadi sebuah franchise yang besar. Seri kedua yang tak memberikan progres dan impresi apapun itu malah menjadi sebuah bumerang agar Oren Peli dan kru untuk memiliki pemikiran dan premis cerita yang fresh dalam mengembangkan dan membesarkan Paranormal Activity ini menjadi suatu franchise yang tetap promising. 

 

Hal itu terus berlanjut ketika Paranormal Activity ini masih percaya diri dalam melebarkan franchise lebih luas lagi. Paranormal Activity 3 bisa menjadi prekuel yang berhasil dengan membangun segala unsur mencekam di dalam filmnya. Ketika kepercayaan orang sudah mulai kembali, Paranormal Activity 4 sekali lagi mengecewakan penontonnya dan jatuh menjadi sebuah perjalanan franchise yang paling buruk di serinya. Seketika itulah, beragam orang mulai memicingkan mata terhadap franchise ini, meskipun juga masih banyak yang menantikannya. Paranormal Activity 5 pun akan dirilis tahun 2014 bebarengan dengan spin-off yang diberi judul Paranormal Activity : The Marked Ones yang dirilis diawal tahun.

The Marked Ones, menceritakan seorang anak bernama Jesse (Andrew Jacobs) yang hidup dengan neneknya di sebuah apartemen kecil mengalami sebuah peristiwa besar bagi dirinya. Mereka hidup bertetangga dengan Anna yang ternyata memiliki persekutuan dengan makhluk gaib dan meninggal secara tiba-tiba di rumahnya. Dalam kematiannya, ternyata roh tersebut masuk ke dalam tubuh Jesse. Awalnya, dia merasa biasa saja dan sampai suatu ketika dia menyadari bahwa ada yang diinginkan dari makhluk gaib tersebut dari tubuh si Jesse. 


Not so important Spin-off

Maka, sebuah keputusan kurang bijaksana lainnya adalah datangnya sebuah spin-off yang tak memiliki arti lebih dalam ruang lingkup seri milik Paranormal Activity ini. Apa yang dicari dari Paranormal Activity ini sebenarnya? Bukan malah membuat satu universe miliknya ini mengerucut tetapi malah memperluas berbagai ceritanya tanpa memiliki koneksi yang cukup antara seri yang satu dengan seri yang lainnya. Melemahnya koneksi inilah yang malah membuat banyaknya seri dari franchise satu ini tidak lain seperti film-film stand-alone yang mewakili nama Paranormal Activity.

Begitulah yang juga terjadi dalam Paranormal Activity : The Marked Ones. Dengan embel-embel Paranormal Activity di judulnya, The Marked Ones tak lain adalah sebuah spin-off yang kurang penting dan semakin menambah ekspansi cerita dari Paranormal Activity series. Lantas, The Marked Ones pun menjadi spin-off tak bernyawa lainnya dalam catatan Paranormal Activity series. Kendati demikian, setelah buruknya seri keempat yang sangat tidak bernyawa itu, The Marked Ones masih memiliki beberapa hal yang masih layak untuk diikuti ceritanya.

Tetapi, siapapun penonton yang pernah menyaksikan film Chronicle, pasti akan menganggap bahwa film ini malah memiliki beberapa hal yang mirip dengan film tersebut. Remaja labil yang tiba-tiba mendapatkan kekuatan dan merubah kehidupannya. Inilah yang malah membuat film ini memiliki kesan science fiction ketimbang supernatural. Hingga akhirnya, di paruh akhir lah suspense-suspense ini mulai datang tiba-tiba menerkam penontonnya. 


Bagi yang sudah mengikuti semua seri milik Paranormal Activity ini akan mulai mengerti peletakkan jump scares. Menggunakan formula lama yang bukan malah menjadi kekuatan bagi The Marked Ones, suspense pada Jump Scares tersebut akan hilang dimata penonton. Bagaimana Christopher Landon selaku sutradara akhirnya lupa untuk mengeksplor lebih jauh lagi pembangunan-pembangunan nuansa seram yang terjadi di filmnya. Pada akhirnya, The Marked Ones tidak memiliki kharisma untuk menakut-nakuti penonton hingga titik puncak.

Predictable jump scares yang akhirnya tidak bisa membuat penontonnya benar-benar merasakan suasana mencekam. Mungkin beberapa masih bisa membuat kita tersentak kaget tetapi tidak sampai membuat penontonnya gusar dan panik. Mungkin cerita yang slow-pace itulah yang membuat gusar penontonnya untuk segera mengakhiri filmnya karena kebosanan. Film ini pun melupakan jati diri genre-nya yang sebenarnya adalah film horor bukan film sci-fi ala Chronicle


Tetapi, ditengah seri Paranormal Activity yang semakin kering kerontang terutama di seri keempatnya, The Marked Ones bisa menjadi tontonan yang masih ‘oke’ untuk disaksikan. Tapi bukan sepenuhnya menjadi tontonan yang benar-benar layak tonton dan ter-rekomendasikan. The Marked Ones menjadi bold performance karena ending film yang memiliki benang merah dengan Paranormal Activity seri pertama. Meskipun akhirnya, sekali lagi cerita tersebut di perluas lagi dari segi sudut pandang dan konfliknya dengan sedikit paksaan sana-sini. Lantas? Mau sampai kapan Paranormal Activity ini akhirnya merelakan franchise-nya ini berakhir?  

 

Overall, Paranormal Activity : The Marked Ones adalah sebuah spin-off yang digarap mentah dan terkesan kurang penting. Tak ada faktor lain yang bisa diunggulkan dari film ini kecuali jika dibandingkan dengan seri keempat dari Paranormal Activity. Jika tanpa adanya benang merah terhadap seri pertama, maka daya tarik film ini jelas makin berkurang. Ini bukanlah akhir dari franchise dan bukan seri kelima dari franchise tersebut. The Marked Ones hanyalah seri pengantar di franchise ini karena Paranormal Activity 5 siap meneror anda di akhir tahun 2014. 

1 komentar: