Minggu, 03 Februari 2013

REVIEW - Hansel & Gretel : Witch Hunters

Sudah banyak terjadi di Hollywood. Pengubahan secara seenaknya saja terhadap beberapa dongeng anak-anak layaknya Snow White And The Huntsman sampai sebuah sejarah Amerika terkenal layaknya Abraham Lincoln : Vampire Hunter. Sekarang giliran dongeng anak lainnya yaitu Hansel & Gretel. Bagaimana dengan hasilnya? Apakah lebih berkualitas daripada biasanya? 
Tetap dengan basic Hansel & Gretel versi dongeng anak-anak. Tetapi bedanya, diceritakan beberapa tahun setelah kejadian itu, Hansel & Gretel (Jeremy Renner & Gemma Arterton) sudah beranjak dewasa. Mereka berubah menjadi sosok pemburu Penyihir. Suatu ketika Penyihir bernama Muriel (Famke Janssen) ingin sekali membuat dirinya bisa kebal dari api. Karena api sangat mematikan bagi Penyihir. Muriel pun mengumpulkan anak kecil dengan bulan lahir yang berurutan hingga 12 Bulan. Semua itu akan dikumpulkan dan dikorbankan pada saat Tradisi Moon-Blood datang. Hansel & Gretel pun mencoba untuk menghalangi niat jahat yang akan dilakukan Muriel dan membunuhnya. Didalam perjalanannya, banyak sekali halangan. Dan juga terkuaknya cerita lama dari orang tua Hansel & Gretel.
http://smhttp.14409.nexcesscdn.net/806D5E/wordpress-L/images/hansel-and-gretel-witch-hunters-04.jpg 
Hollywood memang benar-benar bisa memanfaatkan apapun menjadi ladang uang. Kisah dongeng anak-anak yang sudah melegenda pun dengan seenaknya diubah menjadi sebuah sajian film yang lebih dark dan dewasa serta menajdi mesin penghasil uang yang manjur. Setelah Red Riding Hood, Snow White and The Huntsman yang tidak memberikan sebuah kualitas naskah film yang mumpuni. Apakah Hansel & Gretel : Witch Hunters ini mengalami penaikan kualitas? Dengan gampang saya bilang Tidak. Sudah benar prediksi saya bahwa film ini akan menjadi sebuah film aksi tanpa memperhatikan sebuah jalinan cerita yang mumpuni. Bahkan naskah Snow White And The Huntsman masih lebih bagus ketimbang film ini. Hansel & Gretel : Witch Hunters mempunyai jalinan naskah yang cheesy serta plot cerita yang setipis kertas. Dengan balutan scene yang cliche dan tidak dieksekusi dengan baik. Awal film yang menceritakan masa kanak-kanak Hansel & Gretel dimana memang menceritakan kisah asli dari Hansel & Gretel sendiri. Lalu dengan setting "Beberapa Tahun Kemudian" maka "Beberapa Durasi Kemudian" film ini mulai muncul kacau balaunya. Beberapa plot cerita yang ditulis di film ini mungkin kurang dikembangkan dengan baik. Seharusnya sang Sutradara sekaligus penulis cerita Tommy Wirkola seharusnya bisa membuat film ini dijalin dengan lebih epic lagi. Penceritaan yang seperti kertas lusuh dan terkesan dipercepat oleh film ini serta beberapa scene yang mempunyai penceritaan yang kurang tergali menjadi sebuah lubang besar di film ini. Film ini seperti mengingatkan saya dengan film Underworld : Awakening yang saya saksikan setahun lalu meski menurut saya film ini sedikit diatas Underworld. Durasi yang juga termasuk sangat singkat sekali mungkin menjadi kendala kenapa alur film ini kurang berkembang. Berbeda dengan SWATH yang mungkin mempunyai cerita yang lebih tertata ketimbang film ini meskipun SWATH tetap saja mengecewakan (Terutama akting Kristen Stewart yang kurang berkembang serta ending yang melempem). Hansel & Gretel : Witch Hunters agaknya kurang tahu benar menyajikan sebuah jalinan dengan konsep yang seharusnya bisa menarik tetapi kualitas narasi yang sangat perlu untuk diperhatikan lebih lagi. Sehingga film ini sebenarnya hanya pure action package with FUN element inside it. Tetapi sayangnya sulit bagi saya untuk tidak jatuh cinta dengan cerita Fantasi milik hollywood. SWATH yang mampu membuat saya setidaknya menikmati filmnya. Begitu pula yang dilakukan oleh Hansel & Gretel : Witch Hunters.
http://www.flicksandbits.com/wp-content/uploads/2013/01/Gemma-Arterton-Jeremy-Renner-Hansel-and-Gretel-Witch-Hunters.jpg 
Faktor apa yang membuat saya tertarik dengan film kosong ini? Pertama jelas adalah konsep cerita perombakan dongengnya. Saya sangat menggemari genre Adventure-Fantasy. Unsur adventure dengan beberapa setting yang memperkuat sisi fantasinya juga membuat saya betah dikursi. Meski terkadang masih saja saya menguap karena penceritaan yang tiba-tiba melambat. Sebuah adegan aksi penuh darah yang disajikan dengan adegan aksi yang menawan dan lebih modern yang membuat saya terpaku. Mungkin adegan aksi di film ini terkesan sangat sadis. Adegan darah bermuncratan sangat banyak ditampilkan di film ini. Scene dimana organ-organ manusia terlempar kemana-mana dengan dibalut darah merah menyala yang menjijikkan. Unsur Gore yang kental sekali. Kedua yaitu faktor Aktor-Aktrisnya. Terutama aktrisnya si Gemma Arterton. Pandangan saya tak bisa luput dengan paras cantik Gemma Arterton. Dia magnet tersendiri di film ini. Jika disejajarkan beberapa karakter Iconic seperti Alice (Milla Jovovich - Resident Evil) Serta Selene (Kate Beckinsale - Underworld) mungkin Gemma Arterton sudah sejajar. Gemma Arterton berhasil memerankan seorang Gretel yang bad-ass, sexy serta berdarah dingin. Dipadu padankan dengan Jeremy Renner sebagai Hansel yang juga sangat iconic kepadanya. Renner memang tak pernah diragukan dalam memerankan sesosok karakter yang bergulat dengan aksi. Dengan cerita narasi yang ala kadarnya dan memang tidak berkualitas sama sekali faktor itulah yang membuat saya setidaknya terpikat dengan film ini. Sayang sekali saya tidak menyaksikan film ini dalam format 3D. Tetapi jika ditilik dari versi 2D-nya, mungkin film ini akan sangat gelap jika dilihat dalam format 3D karena setting film yang memang lebih dominan malam. Lalu, CGI yang juga biasa saja dan terkadang terlihat muraha karena ingin memberikan Gimmick Pop Out 3D yang lebih. Mungkin setelah ini akan ada beberapa dongeng anak yang dijadikan lebih dark. Mungkin setelah ini Cinderella akan diobrak-abrik ceritanya dengan lebih dark dan dewasa. Dan apabila itu terjadi, ayolah para sineas Hollywood berilah sebuah jalinan cerita yang mengobrak-abrik dongeng dengan baik. Karena sampai saat ini belum ada yang bisa memberikan performa yang baik. Yang mengejutkan saat menyaksikan film ini adalah Full Frontal Nudity yang ditampilkan di bioskop. Sepertinya, LSF sekarang lebih longgar dalam menyensor film ini. Padahal film ini yang menonton tak hanya orang dewasa. Anak-anakpun ada yang menonton film ini.
Overall, Hansel & Gretel : Witch Hunters adalah sebuah sajian film aksi petualangan yang benar-benar tidak memperdulikan narasi serta plot yang kurang berkembang. Tetapi, entah kenapa saya masih bisa terpikat dengan pesona film ini.
PS : Sebenarnya saya ingin sekali memberikan rating 2.5 from 5 tetapi Gemma Arterton you stole my heart.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar